Arsitektur Lingkungan

Nama: Marsaa Salsabila S
NPM: 24316278
Kelas: 2TB05

Pengertian Arsitektur & Lingkungan


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Arsitektur adalah Seni dan Ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan, jembatan, dan sebagainya. Secara garis besar,

Arsitektur adalah seni yang dilakukan oleh setiap individual untuk berimajinasikan diri mereka dan ilmu dalam merancang bangunan.

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Arsitektur Lingkungan adalah ilmu bangun membangun yang berkaitan dengan perencanaan tata kota, landscape planning, urban design, interior maupun eksterior yang memperhatikan kondisi fisik sumber daya alam, yang meliputi air, tanah, udara, iklim, cahaya, bunyi dan kelembapan. Arsitektur lingkungan sangat berkaitan erat dengan arsitektur hijau (green architectur) karena sama – sama berhubungan dengan sumber daya alam.

Konsep Arsitektur Lingkungan

Lingkungan alam merupakan lingkungan yang ada di alam raya. Lingkungan alam merupakan ciptaan Tuhan.

Lingkungan buatan merupakan lingkungan yang sengaja dibuat manusia. Lingkungan buatan tersebut adalah bentuk adaptasi manusia terhadap alam. Lingkungan buatan bertujuan untuk kenyamanan hidup manusia.

Lingkungan ekonomi adalah factor-faktor yang mempengaruhi daya beli dan pola pengeluaran konsumen.

Lingkungan sosial budaya adalah lingkungan atau tempatmanusia berkumpul menjalankan hidup bersosialisasi dan dalam lingkup berbudaya sesuai daerah masing-masing yang menjadi ciri khasnya. Lingkungan sosial budaya menggabungkan antara hidup sosial antar manusia dan budaya masyarakat secara turun-temurun baik itu budaya timur maupun budaya barat sejak manusia lahir di muka bumi ini.

Bangunan Hemat Energi

Bangunan Hemat Energi adalah bangunan yang tidak terlalu banyak menggunakan energi dari bumi, dan tidak mencemarkan lingkungan seperti air, udara, dan tanah. karena jaman sekarang sudah terjadinya pemanasan global seperti, atmosfer yang bolong, naiknya permukaan air laut di karenakan panasnya permukaan bumi ini. bukan hanya itu, energi energi di bumi seperti minyak bumi, pohon, air di bumi sudah banyak sekali pengurangan. maka dari itu arsitektur sekarang menggunakan konsep Bangunan Hemat Energi untuk mengurangi globalisasi.

Prinsip - Prinsip dasar:
  • Hemat energi / Conserving energy : Pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik ( sebisa mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan ). 
  • Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate : Mendesain bagunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber energi yang ada. 
  • Minimizing new resources : mendesain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumber daya alam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa mendatang / Penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam. 
  • Tidak berdampak negative bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut / Respect for site : Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada ). 
  • Merespon keadaan tapak dari bangunan / Respect for user : Dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya. 
  • Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green architecture secara keseluruhan: Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunakan sesuai kebutuhan bangunan kita.
Contoh Bangunan Hemat Energi:

Ecollab, salah satu gedung milik Universitas Tohoku merupakan bangunan hemat energi dan ramah lingkungan. 


Sekilas dari luar, gedung ini nampak seperti rumah di desa yang masih banyak menggunakan kayu. Gedung ini sebagian besar memang dibangun dengan menggunakan material kayu. Menurut penuturan pihak yang terlibat pada proses pembangunannya, material kayu pada gedung ini menggunakan pohon yang tumbuh di dekat area ini. Demikian juga proses pengerjaanya juga dilakukan secara lokal.

Saat memasuki ruangan, kita akan merasa hangat, berkebalikan dengan suhu di luar yang saat puncak musim dingin dapat mencapai minus 5 derajat celcius. Hal ini karena udara dialirkan dari heater yang di-install di bagian atas langit-langit ini, langsung turun ke lantai 1. Bangunan ini juga didesain dengan mempertimbangkan musim panas yang dapat mencapai suhu di atas 40 derajat. Prinsip yang digunakan adalah memaksimalkan ventilasi alam melalui langit langitnya. Pada musim ini, listrik yang digunakan juga dapat diminimalisasi karena udara panas dari dalam ruangan disalurkan keluar melalui ventilasi di plafon ini.

Gedung ini juga didesain dengan mempertimbangkan aspek kelembaban. Untuk mengontrol kelembaban di dalam ruangan, dinding gedung ini menggunakan bahan dari kayu pohon cemara. Selain itu dinding juga dilapisi dengan material yang dapat mengatur kelembaban udara. Seorang professor yang terlibat pada desain gedung ini mengatakan material yang digunakan ini meniru konsep sarang hewan rayap. Pada saat kelembaban udara di dalam ruangan tinggi, bahan ini akan menangkap molekul air di udara. Pun sebaliknya, saat musim dingin yang kering, material ini mampu melepaskan air ke udara. Pemanfaatan teknologi material ini jelas akan meringankan kerja AC sehingga pemakaian listrik menjadi lebih hemat.


Kesan lain saat memasuki gedung ini adalah terasa lapang dan terang, meskipun lampu yang digunakan sedikit. Rupanya bagian plafon yang terbuat dari kaca doubleglass memungkinkan pencahayaan alami lebih maksimal. Hal ini akan meminimalisasi penggunaan lampu saat siang hari baik di ruang lobby. Demikian juga di dalam ruangan kelas, pencahayaan alami dioptimalkan dari banyaknya jendela di sekeliling gedung.


Sumber energi di gedung Ecollab ini berasal dari energi terbarukan,yaitu pembangkit listrik tenaga matahari (PV). Daya solar panel yang digunakan pada gedung ini sebesar 5.8 kW dan dilengkapi dengan battery 20 kW dari lithium.


Sumber:
- KBBI
- Arsitektur dan Lingkungan by Ir. Heinz Frick
- https://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur
- https://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan
- https://ridozah.wordpress.com/2012/10/18/arsitektur-dan-lingkungan/
- http://cpengertian.blogspot.co.id/2013/08/pengertian-lingkungan-ekonomi.html
- https://www.academia.edu/23082953/Lingkungan_sosial_budaya
- https://farhadthlb.wordpress.com/2014/10/02/bangunan-hemat-energi/
- https://www.kompasiana.com/robi_kurniawan/ecollab-bangunan-hemat-energi-dan-ramah-lingkungan-dengan-arsitektur-unik_56e61047c623bd62094f88de

Comments

Popular Posts