Green Architecture
Nama: Marsaa Salsabila S
NPM: 24316278
Kelas: 2TB05
What is Green Architecture?
Green Architecture atau Arsitek Hijau adalah sebuah pendekatan untuk membangun dengan meminimalisir efek berbahaya untuk kesehatan manusia dan lingkungan. Arsitek "Green Architecture" mencoba untuk menjaga dan melindungi udara, air dan tanah dengan menggunakan material eco-friendly.
Prinsip-prinsip Green Architecture
Penjabaran prinsip-prinsip green architecture beserta langkah-langkah mendesain green building menurut Brenda dan Robert Vale, 1991, Green Architecture Design fo Sustainable Future adalah:
1. Conserving Energy (Hemat Energi)
Pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik (sebisa mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan).
2. Working with Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami)
Mendesain bagunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber energi yang ada.
3. Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan)
Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak berubah (tidak merusak lingkungan yang ada).
4. Respect for User (Memperhatikan pengguna bangunan)
Dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.
5. Limitting New Resources (Meminimalkan Sumber Daya Baru)
Mendesain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumber daya alam yang baru, agar sumber daya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa mendatang atau dengan penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.
6. Holistic (Menetapkan seluruh prinsip secara keseluruhan)
Pada tahun 1994, The One Arsitektur Hijau Amerika atau U.S. Green Building Council mengeluarkan sebuah standar yang bernama Leadership in Energy and Environmental Design (LEED) standards. Adapun Dasar kualifikasinya adalah sebagai berikut:
1. Pembangunan yang berkelanjutan
Diusahakan menggunakan kembali bangunan yang ada dan dengan pelestarian lingkungan sekitar. Tersedianya tempat penampungan tanah, taman diatas atap, penanaman pohon sekitar bangunan juga dianjurkan.
2. Pelestarian air
Dilakukan dengan berbagai cara termasuk diantaranya pembersihan dan daur ulang air bekas serta pemasangan bangunan penampung air hujan. Selain itu penggunaan dan persediaan air harus juga di pantau secara berkelanjutan.
3. Peningkatan efisiensi energi
Dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya membuat layout dengan orientasi bangunan yang mampu beradaptasi dengan perubahan musim terutama posisi matahari.
4. Bahan bangunan terbarukan
Material terbaik untuk arsitektur hijau adalah usahakan menggunakan bahan daur ulang atau bisa juga dengan menggunakan bahan terbarukan sehingga membutuhkan sedikit energi untuk diproduksi. Bahan bangunan ini idealnya adalah bahan bangunan lokal dan bebas dari bahan kimia berbahaya. Sifat bahan bangunan yang baik dalam arsitektur hijau adalah bahan mentah tanpa polusi yang dapat bertahan lama dan juga bisa didaur ulang kembali.
5. Kualitas lingkungan dan ruangan
Dalam ruangan diperhatikan hal-hal yang mempengaruhi bagaimana pengguna merasa dalam sebuah ruangan itu. Hal ini seperti penilaian terhadap kenyamanan dalam sebuah ruang yang meliputi ventilasi, pengendalian suhu, dan penggunaan bahan yang tidak mengeluarkan gas beracun.
Sifat-sifat Green Architecture
A.Sustainable ( Berkelanjutan )
Berkelanjutan berarti bangunan arsitektur hijau tetap bertahan dan berfungsi seiring zaman, konsisten terhadap konsepnya yang menyatu dengan alam tanpa adanya perubahan – perubuhan yang signifikan tanpa merusak alam sekitar.
B. Earthfriendly ( Ramah lingkungan )
Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan berkonsep arsitektur hijau apabila bangunan tersebut tidak bersifat ramah lingkungan. Maksud tidak bersifat ramah terhadap lingkungan disini tidak hanya dalam perusakkan terhadap lingkungan. Tetapi juga menyangkut masalah pemakaian energi.Oleh karena itu bangunan berkonsep arsitektur hijau mempunyai sifat ramah terhadap lingkungan sekitar, energi dan aspek – aspek pendukung lainnya.
C. High performance building
Salah satu fungsinya ialah untuk meminimaliskan penggunaan energi dengan memanfaatkan energi yang berasal dari alam (Energy of nature) dan dengan dipadukan dengan teknologi tinggi (High technology performance).
Contohnya :
o Penggunaan panel surya (Solar cell) untuk memanfaatkan energi panas matahari sebagai sumber pembangkit tenaga listrik rumahan.
o Penggunaan material – material yang dapat di daur ulang, penggunaan konstruksi – konstruksi maupun bentuk fisik dan fasad bangunan tersebut yang dapat mendukung konsep arsitektur hijau.
Contoh Green Architecture
NANYANG TECHNOLOGICAL UNIVERSITY SINGAPORE
Bangunan ini juga terkenal karena adanya Green roof yang melengkung di atas bangunan yang berfungsi sebagai ruang terbuka hijau. Ruang ini difungsikan sebagai tempat berkumpul.
Tidak hanya itu, atap ini juga berfungsi sebagai insulasi termal dan penangkap air hujan yang kemudian digunakan untuk irigasi di area lankap bangunan. Secara desain rumput yang ditanam pada atap juga menjadi bentuk penyesuaian pola yang menyatu dengan lingkungan sekitar.
Sumber:
1. https://www.thoughtco.com/what-is-green-architecture-and-green-design-177955
2. http://gospoth.blogspot.co.id/2013/03/green-architecture.html
3. Dr Handayani, Sri. M.Pd.2009.Arsitektur & Lingkungan. Bandung : Penerbit Universitas Pendidikan Indonesia. (http://herlinajun.blogspot.co.id/2014/07/pengertian-prinsip-sifat-green.html)
4. http://www.arsigraf.com/2017/09/pengertian-green-architecture-prinsip.html
NPM: 24316278
Kelas: 2TB05
What is Green Architecture?
Green Architecture atau Arsitek Hijau adalah sebuah pendekatan untuk membangun dengan meminimalisir efek berbahaya untuk kesehatan manusia dan lingkungan. Arsitek "Green Architecture" mencoba untuk menjaga dan melindungi udara, air dan tanah dengan menggunakan material eco-friendly.
Prinsip-prinsip Green Architecture
Penjabaran prinsip-prinsip green architecture beserta langkah-langkah mendesain green building menurut Brenda dan Robert Vale, 1991, Green Architecture Design fo Sustainable Future adalah:
1. Conserving Energy (Hemat Energi)
Pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik (sebisa mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan).
2. Working with Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami)
Mendesain bagunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber energi yang ada.
3. Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan)
Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak berubah (tidak merusak lingkungan yang ada).
4. Respect for User (Memperhatikan pengguna bangunan)
Dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.
5. Limitting New Resources (Meminimalkan Sumber Daya Baru)
Mendesain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumber daya alam yang baru, agar sumber daya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa mendatang atau dengan penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.
6. Holistic (Menetapkan seluruh prinsip secara keseluruhan)
Pada tahun 1994, The One Arsitektur Hijau Amerika atau U.S. Green Building Council mengeluarkan sebuah standar yang bernama Leadership in Energy and Environmental Design (LEED) standards. Adapun Dasar kualifikasinya adalah sebagai berikut:
1. Pembangunan yang berkelanjutan
Diusahakan menggunakan kembali bangunan yang ada dan dengan pelestarian lingkungan sekitar. Tersedianya tempat penampungan tanah, taman diatas atap, penanaman pohon sekitar bangunan juga dianjurkan.
2. Pelestarian air
Dilakukan dengan berbagai cara termasuk diantaranya pembersihan dan daur ulang air bekas serta pemasangan bangunan penampung air hujan. Selain itu penggunaan dan persediaan air harus juga di pantau secara berkelanjutan.
3. Peningkatan efisiensi energi
Dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya membuat layout dengan orientasi bangunan yang mampu beradaptasi dengan perubahan musim terutama posisi matahari.
4. Bahan bangunan terbarukan
Material terbaik untuk arsitektur hijau adalah usahakan menggunakan bahan daur ulang atau bisa juga dengan menggunakan bahan terbarukan sehingga membutuhkan sedikit energi untuk diproduksi. Bahan bangunan ini idealnya adalah bahan bangunan lokal dan bebas dari bahan kimia berbahaya. Sifat bahan bangunan yang baik dalam arsitektur hijau adalah bahan mentah tanpa polusi yang dapat bertahan lama dan juga bisa didaur ulang kembali.
5. Kualitas lingkungan dan ruangan
Dalam ruangan diperhatikan hal-hal yang mempengaruhi bagaimana pengguna merasa dalam sebuah ruangan itu. Hal ini seperti penilaian terhadap kenyamanan dalam sebuah ruang yang meliputi ventilasi, pengendalian suhu, dan penggunaan bahan yang tidak mengeluarkan gas beracun.
Sifat-sifat Green Architecture
A.Sustainable ( Berkelanjutan )
Berkelanjutan berarti bangunan arsitektur hijau tetap bertahan dan berfungsi seiring zaman, konsisten terhadap konsepnya yang menyatu dengan alam tanpa adanya perubahan – perubuhan yang signifikan tanpa merusak alam sekitar.
B. Earthfriendly ( Ramah lingkungan )
Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan berkonsep arsitektur hijau apabila bangunan tersebut tidak bersifat ramah lingkungan. Maksud tidak bersifat ramah terhadap lingkungan disini tidak hanya dalam perusakkan terhadap lingkungan. Tetapi juga menyangkut masalah pemakaian energi.Oleh karena itu bangunan berkonsep arsitektur hijau mempunyai sifat ramah terhadap lingkungan sekitar, energi dan aspek – aspek pendukung lainnya.
C. High performance building
Salah satu fungsinya ialah untuk meminimaliskan penggunaan energi dengan memanfaatkan energi yang berasal dari alam (Energy of nature) dan dengan dipadukan dengan teknologi tinggi (High technology performance).
Contohnya :
o Penggunaan panel surya (Solar cell) untuk memanfaatkan energi panas matahari sebagai sumber pembangkit tenaga listrik rumahan.
o Penggunaan material – material yang dapat di daur ulang, penggunaan konstruksi – konstruksi maupun bentuk fisik dan fasad bangunan tersebut yang dapat mendukung konsep arsitektur hijau.
Contoh Green Architecture
NANYANG TECHNOLOGICAL UNIVERSITY SINGAPORE
Bangunan ini menggunakan Fasad kaca yang dapat mengurangi dampak buruk radiasi dan panas matahari sehingga suhu ruangan terjaga namun tidak mengurangi natural view dan pencahayaan yang efektif pada bangunan.
Bangunan ini juga terkenal karena adanya Green roof yang melengkung di atas bangunan yang berfungsi sebagai ruang terbuka hijau. Ruang ini difungsikan sebagai tempat berkumpul.
Tidak hanya itu, atap ini juga berfungsi sebagai insulasi termal dan penangkap air hujan yang kemudian digunakan untuk irigasi di area lankap bangunan. Secara desain rumput yang ditanam pada atap juga menjadi bentuk penyesuaian pola yang menyatu dengan lingkungan sekitar.
Sumber:
1. https://www.thoughtco.com/what-is-green-architecture-and-green-design-177955
2. http://gospoth.blogspot.co.id/2013/03/green-architecture.html
3. Dr Handayani, Sri. M.Pd.2009.Arsitektur & Lingkungan. Bandung : Penerbit Universitas Pendidikan Indonesia. (http://herlinajun.blogspot.co.id/2014/07/pengertian-prinsip-sifat-green.html)
4. http://www.arsigraf.com/2017/09/pengertian-green-architecture-prinsip.html
Comments
Post a Comment